Kenangan yang sulit kulupa, saat hidup berdampingan dan masih satu atap bersama kedua orang tua. Banyak-banyak bersyukur karena aku masih didampingi oleh ayah dan ibu. Tak dapat kubayangkan, apa yang akan terjadi andai saja hidupku jauh dari orang tua. Dengan hadirnya dua bocah kecil, bagaimana aku dapat beraktivitas. Jujur, tanpa hadirnya kedua orang tua tak mungkin aku dapat melalui hari-hari hingga seperti saat ini.
Saat aku dan suami harus menjalankan aktivitas di luar rumah, maka kedua anakku harus dijaga oleh ayah dan ibu. Dan itu pun kusadari, sampai kapan aku terus merepotkan kedua orang tua? memang benar peribahasa “Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah”. Artinya kasih sayang seorang ibu kepada anaknya tidak pernah ada batasan, namun kasih sayang anak kepada orang tua itu ada batasnya.
Masih terngiang dalam ingatan, saat aku akan melakukan perjalanan. Kumohonkan doa restu orang tua, agar perjalananku senantiasa diberi keselamatan dan kesuksesan. Hingga pada akhirnya, tiba saatnya aku kembali ke rumah dan tiba-tiba ibu bercerita.
Suatu malam, ibu melihatku sedang melaksanakan sholat di musholla. Sepintas ibu tidak memiliki pikiran macam-macam. Padahal malam itu sejatinya aku tidak berada di rumah. Nah lantas siapakah dia? Ibu baru sadar ketika aku kembali ke rumah setelah beberapa hari mengikuti pelatihan.
Setelah bersih-bersih dan semuanya nampak rapi, ibu bercerita kepadaku. Nur…bagaimana perjalananmu nak? baik-baik saja kan?,” begitu pertanyaan yang disampaikan ibu saat membuka percakapan. Alhamdulillah bu, semuanya berjalan dengan lancar berkat doa ibu,” Jawabku sambil melipat jemuran yang sudah kering.
Semalam ibu ada kejadian yang agak aneh Nur,” sambungnya.
Kejadian aneh gimana maksudnya, bu? tanyaku
Saat kamu belum pulang, semalam ibu melihat kamu sedang sholat di musholla situ (sambil menunjuk ke arah musholla yang berada di samping kamarku).
Lo terus, gimana bu?.” tanyaku penasaran
Ya ibu ingat kalau kamu tidak ada di rumah, tapi jelas-jelas ibu melihat itu kamu yang sedang sholat.” terangnya.
Kalau bukan Nur, lantas siapa dia bu? tanyaku semakin penasaran.
Saat itu ibu hanya menjawab dengan kalimat, “Nggak ada apa-apa Nur, mungkin hanya penampakan. Tapi penampakan yang baik, karena sedang melaksanakan sholat.” Begitu jawaban ibu untuk mengahalau rasa penasaranku.
Yang terpenting kamu tetap mengingat Allah, melaksanakan shalat, membaca Al qur’an dan semua ibadah yang diperintahkan oleh Allah. Begitulah pesan yang disampaikan ibu di akhir percakapannya.
Hanya keyakinan dalam hati, bahwa sejatinya Allah Swt menciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya. Berprasangka baik saja, semoga hal ini menambah ketebalan iman dan keyakinan dalam hati, sehingga semakin memperkokoh atau memperkuat keimanan kita kepada Allah Swt.
Sidoarjo, 2 Mei 2023
