Kopdar 2 RVL sebuah istilah, kepanjangan dari Kopi Darat Kedua Rumah Virus Literasi. Sebuah Rumah Virus Literasi, memiliki visi dan misi yang jelas untuk Terus Bergerak Berliterasi Membangun Negeri. Beranggotakan penulis-penulis hebat yang tersebar di seluruh pelosok negeri.
Perjalanan menuju Kopdar 2 RVL tentu tidak semulus jalan provinsi, lebih tepatnya harus berani melewati jalan yang terjal dan sedikit berliku. Dihempas angin, kadang harus terjatuh namun harus bangkit kembali. Saling menyemangati, tetap berkomitmen, selalu bergandengan tangan untuk wujudkan mimpi.
Perjalanan ini menjadi pengingat bagi kami, bahwa jika ingin sukses menggapai sebuah mimpi maka harus melalui perjuangan keras pantang menyerah. Bukan ambisi untuk popularitas pribadi, namun lebih tepat karena ingin kegiatan kemanusiaan yang bernilai sosial ini bisa terealisasi. Ikhtiar tetap dilakukan, semua pengurus telah berjuang dan menuangkan segala ide sesuai dengan iramanya masing-masing. Keyakinan kuat, bahwa Sang Maha Pengasih dan Penyayang tak akan pernah membiarkan kami.
Terbukti bahwa banyak orang di balik layar, dengan kekuatan doanya mampu mengantarkan kesuksesan Kopdar 2 RVL di Yogyakarta. Rangkaian kegiatan yang spektakuler dengan peluncuran buku karya solo maupun antologi dari 28 penulis dan 235 judul buku. Tak kalah heboh, hadir pula narasumber hebat Eka Budianta dan Gol A Gong, sastrawan, budayawan, dan penulis dalam gelar Workshop Kepenulisan Kreatif.
Subahanallah dan luar biasa, jika Allah meridloi segala sesuatu yang dilakukan oleh hambanya yang lemah, maka tidak ada kata tidak mungkin untuk bisa terjadi. Sungguh, hikmah besar dapat kami petik dari kesuksesan Kopdar 2 RVL di Yogyakarta, yaitu ikhlasnya hati dan perjuangan pengurus RVL yang luar biasa. Dari kata kunci itulah, Allah Subahanahu Wata’ala tak segan untuk menakdirkan keberhasilan dan kesuksesan yang luar biasa.
Satu hal yang harus tetap kami jaga, yakni tetap bersyukur dan banyak-banyak bersyukur. Tak segan mengingatkan diri sendiri, agar tidak berlaku sombong merasa diri telah berjalan di atas awan karena Allah tidak menyukai hambanya yang berjalan di muka bumi dengan penuh kesombongan. Terus berikhtiar menjaga hati, agar tetap tunduk, tawadu’ dan tetap semangat berjuang di jalan Allah sesuai dengan bidang serta potensi yang telah dianugerahkan kepada kami.

Refleksi yang menggugah semangat. Sip. Mantab