Salsa mencoba pejamkan mata, tidur dan tinggalkan semua hingar bingar di luar sana. Besok masih ada kelas, dan ia berharap dapat melampaui semuanya dengan baik. Semakin larut, entah mengapa ia semakin tak mampu pejamkan mata. Salsa rupanya masih memikirkan seseorang yang begitu tampan dan perkasa. Sosok yang begitu perhatian banget bahkan Salsa selalu merasa damai bila berada di sampingnya.
“Kenapa sih dia kok perhatian banget sama Salsa? Salsa merasa bahwa perhatiannya hanya untuknya. Tapi kenapa dia begitu jahat, tinggalkan aku dengan tiba-tiba?” Curhat Salsa kepada Nunuk teman satu kampus namun beda Fakultas dengannya.
“Udahlah, jangan baper kamu! Bukankah dia tipe cowok yang selalu datang dengan tiba-tiba dan menghilang begitu saja. Mending kamu cari cowok yang lain aja deh. Daripada sakit hati lo nanti” jawab Nunuk sambil merapikan rambutnya.
“Nuk, kamu tau sendiri kan betapa dia sangat perhatian sama aku” sahut Salsa
“Bahkan kamu tau sendiri? bagaimana Mami dan saudara-saudaranya memperlakukan aku sebaik itu. Aku yakin Nuk, dialah pangeran sejatiku” serang Salsa tak mau kalah.
“Iya sih, tapi kamu tau sendiri kan? Bagaimana dia tak mampu berbuat kesalahan di depan teman cewek-ceweknya. Bahkan sama kamu sendiri, dia terlalu baik untukmu atau justru sebaliknya. Ngerti nggak kamu Salsa?” tukas Nunuk dengan gaya cueknya.
Sampailah pada suatu kesempatan, Salsa dibuat bingung dengan pujaan hatinya. Dia tiba-tiba datang dan menyatakan maksud isi hatinya. Seketika itu dia ingin bertemu dengan ayah bunda Salsa. Tak disangka juga, bahwa cintanya yang selama ini dianggap tak bersambut ternyata masih memberikan kesempatan untuk tumbuh subur dan semakin subur di taman hatinya. Hati semakin berdetak kencang, saat pangerannya datang untuk menyunting dirinya.
