Semua yang tercipta di bumi selalu berpasangan. Ketika ada siang, pasti ada malam. Ketika ada laki-laki pasti ada perempuan. Ketika ada kebaikan, pasti di sana ada kemungkaran. Ketika ada kebahagiaan, tentu ada kesedihan. Ketika ada yang kaya, pasti disandingkan dengan kemiskinan. Bukankah Allah adalah Maha Segala-galanya. Tempat bersandar dari segala macam kesulitan, dan tempat bergantung memohon pertolongan.
Siang itu selepas salat dhuhur beberapa siswa berhamburan keluar gerbang sekolah. Bu guru mencoba cari tahu, kemana mereka pergi. Melalui pintu belakang, terkuak apa yang mereka lakukan.
Mereka rupanya berlarian menuju warung di pinggir jalan samping gedung sekolah. Dengan sabar bu guru menunggu siswa keluar dari warung. Beberapa saat kemudian mereka keluar dengan membawa makanan dan minuman. Mereka kaget dan mau kembali ke warung, karena melihat ada bu guru di bawah pohon jati.
Dengan sabar bu guru memanggil mereka. Dan dikumpulkannya mereka di bawah pohon jati yang daunnya mulai meranggas kena terik panasnya mentari.
“Anak-anak, coba kalian duduk di sini dan habiskan makananmu,” begitu ucap bu guru kepada mereka.
Setelah makanan dan minuman habis, bu guru mencoba menasihati mereka. Bu guru mencoba memberikan suatu permasalahan dan mereka disuruh mencarikan solusinya. Permasalahan apakah yang kira-kira disampaikan kepada mereka.
Pada intinya bu guru mencoba mengedukasi siswanya dengan membuat permsalahan dari kejadian yang saat ini dilakukan oleh siswanya.
“Anak-anak coba kalian jawab, apakah di sekolah ini tidak mempunyai kantin? Umpan bu guru kepada mereka.
“Punya kantin bu…” jawab mereka dengan kompak.
“Sekarang ayo ibu ajak kalian berpikir dan mencoba untuk merasakan apa akibat dari apa yang kalian lakukan siang ini. Anak-anak, setiap hari ibu kantin sudah memprediksi berapa porsi makanan yang harus disiapkan setiap hari untuk kalian,” jelas bu guru.
“Nah jika pada kenyataannya setiap hari kalian jajan di luar sekolah, masalah apa yang kira-kira akan dialami oleh ibu kantin?,” umpan pertanyaan disampaikan kepada mereka.
“Betul sekali jawabmu nak. Selain itu, ada pesan penting yang ingin ibu sampaikan kepada kalian. Ketahuiah anak-anak, bahwaa makanan yang disiapkan oleh ibu-ibu kantin, kami jamin sudah layak untuk kalian konsumsi. Mengapa demikian? Tentu, karena menu-menu makanan yang djual di kantin secara periodic senantiasa menapatkan pemeriksaan dari Dinas Kesehatan, maupun dari Puskesmas. Dan selama ini menu makanan di kantin hasilnya layak untuk kalian konsumsi,” terang bu guru.
“Jika saat ini kalian jajan di luar, apakah kalian tahu, bahwa makanan di luar aman untuk kalian konsumsi? Apakah kalian yakin bahwa makanan yang kalian makan tidak mengandung pewarna kain, formalin, boraks, pemanis buatan dan makanan tambahan lain yang membahayakan tubuh kalian?” nasihat bu guru.
“Nah untuk itu, ibu berharap jangan lagi jajan di luar sekolah ya…,” harap bu guru kepada siswanya.
“Oke sekarang kalian masuk, dan ikuti pembelajaran dengan bai sampai pulang nanti,” lanjutnya.
Pada ksimpulannya, siswa itu butuh tuntunan dan bukan tuntutan. Siswa butuh tauladan dan bukan hukuman. Mereka perlu diberi wawasan agar mau melakukan perubahan. Berubah menjadi lebih baik dan menjadi anak-anak yang bertanggung jawab terutama terhadap dirinya sendiri.
