Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), media berarti perantara atau sarana komunikasi yaitu perantara atau sarana komunikasi antar sumber pesan dan penerima pesan. Sedangkan pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Dilansir dari buku Physics Learning by E-module (2020), Media pembelajaran menurut Schramm adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Dengan demikian, yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dihadirkan dan dapat dimanfaatkan atas keberadaannya tersebut untuk menunjang proses pembelajaran.

Banyak ragam dan jenis media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang proses belajar. Dengan berkembangnya teknologi masa kini, maka menjadi tantangan tersendiri bagi para pengguna media pembelajaran alias para pendidik. Artinya para pendidik perlahan namun pasti, terlepas dari rasa suka atau tidak suka, terpaksa atau tidak, mau atau tidak mau, mareka harus mampu hadir sebagai sosok yang mampu dan memahami media pembelajaran berbasis teknologi dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sementara media pembelajaran yang bersifat konvensional lambat laun harus ditinggalkan, karena sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan teknologi yang semuanya berbasis digital.

Selanjutnya dalam pemilihan media pembelajaran tentu harus disesuaikan dengan materi dan tujuan yang hendak dicapai. Adapun penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi sangat tergantung dengan keterampilan yang dimiliki oleh pendidik. Pembelajaran berbasis konvensional semakin hari tidak diminati oleh peserta didik. Banyak keuntungan atau keunggulan dari penggunaan media pembelajaran berbasis digital, salah satunya akan membuat proses pembelajaran semakin menarik minat peserta didik sehingga proses pembelajaran semakin menyenangkan bagi mereka.

Papan tulis interaktif berbasis teknologi digital menjadi salah satu sarana pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik. Selain kehadirannya mampu menumbuhkan semangat peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran, tentu kehadiran sarana ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Mengapa demikian? Tentu karena papan tulis layar sentuh dengan ukuran yang lebih besar ini telah terkoneksi langsung dengan internet, sehingga peserta didik dapat mencari sendiri materi-materi dari beragam sumber pembelajaran yang dibutuhkan. Nah di sinilah akhirnya dapat memotivasi dan membangkitkan semangat peserta didik. Modal semangat belajar menjadi salah satu pemicu untuk mencapai prestasi gemilang yang diharapkan.

Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Rita Hastarista (Kepala Disdikbud Kalbar), Senin (29/4). Menurutnya papan tulis digital ini dapat menginput program kurikulum merdeka. Karena terkoneksi dengan internet secara langsung, maka materi-materi lain serta perkembangan-perkembangan lain bisa diambil datanya melalui media tersebut. Lebih lanjut Rita menyampaikan, bahwa kehadiran papan tulis digital ini merupakan salah satu sarana pembelajaran yang menyenangkan dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi peserta didik.

Menjadi pertanyaan bagi kita, setelah melihat, menyimak dan menyaksikan potongan video yang telah diunggah tentang kehadiran papan tulis digital dengan ukuran besar, terkoneksi langsung dengan jaringan internet, yang memudahan proses pembelajaran, mampu meningkatkan interaksi pendidik dengan peserta didik, dan beragam kemanfaatan lain yang ditimbulkan olehnya, maka bagaimana dengan kesiapan pendidik terutama terkait dengan potensi yang dimiliki sehingga kehadiran papan tulis  digital ini benar-benar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pendidik dan peserta didik.

Dari pengalaman ini mengingatkan kita pada pernyataan adanya empat quadran yang dimiliki oleh Aparatur Sipil Negara. Quadran tersebut terdiri atas, Quadran pertama, jika Aparatur Sipil Negara kompetensinya baik, kualifikasinya juga sesuai, dan kinerjanya menunjukkan kategori baik, maka Aparatur Sipil Negara tersebut harus dipertahankan, difasilitasi, dikembangkan karirnya, bahkan harus dipromosikan pada jabatan yang lebih baik. Quadran yang kedua, jika Aparatur Sipil Negara tidak kompeten, kualifikasi terpenuhi dan kinerjanya juga baik, maka pengembangan sumber daya manusia seperti pada quadran ini harus diikutkan dalam pelatihan atau pendidikan yang setara untuk mengejar kompetensi sesuai dengan kualifikasi yang dimilikinya. Quadran ketiga, jika Aparatur Sipil Negara memiliki kompetensi, kualifikasi sudah sesuai namun tidak memiliki kinerja yang baik, maka tindakan yang harus dilakukan adalah yang bersangkutan harus dimutasi dengan lebih dulu mencari tahu penyebab mengapa yang bersangkutan tidak berkinerja dengan baik. Yang terakhir adalah posisi Quadran keempat, yakni jika Aparatur Sipil Negara tidak kompeten, kualifikasi tidak sesuai dan tidak berkinerja maka kebijakan yang harus diambil adalah lakukan rasionalisasi, artinya diberhentikan daripada menjadikan sebuah beban bagi sebuah instansi.

Kembali pada permasalahan di atas, artinya hal ini mampu memberikan gambaran bagi para pengambil kebijakan, bahwa kehadiran papan tulis digital memang sudah menjadi hal yang memang harus diikuti, selaras dengan perkembangan zaman saat ini, namun perlu diingat dengan kehadiran papan tulis digital yang harganya sangat mahal maka harus diiringi juga dengan peningkatan sumber daya manusia (pendidik), sehingga target yang diharapkan benar-benar dapat terpenuhi dengan baik.

Catatan penting, membeli sarana atau mengadakan barang itu sangat mudah, namun bagaimana upaya mengembangkan potensi sumber daya manusia, tentu hal ini akan membutuhkan waktu yang lama dan harus intens. Barang yang mahal tentu membutuhkan perawatan yang mahal juga. Semoga tulisan ini bermanfaat dan menjadi bahan renungan bersama.

Leave a Reply