Siapa dalam hidup ini yang tidak sibuk? Setiap yang hidup pasti memiliki aktivitas masing-masing. Sibuk berarti melakukan kegiatan yang terus menerus dan silih berganti. Menikmati kesibukan dan bertanggung jawab atas kesibukan yang dilakukan merupakan salah satu bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sibuk adalah penuh dengan kegiatan atau banyak hal yang dikerjakan. Dalam kesibukan yang setiap hari dilakukan, tidak ada kata untuk tidak menulis. Sibuk bukan menjadi alasan atau berkilah untuk tidak menulis. Justru ditengah kesibukan, maka menuntut kita untuk semakin bijak dalam memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
Ada tiga hal yang dapat dijadikan pijakan agar selalu bijak untuk memanfaatkan waktu dalam kehidupan sehari-hari. Tiga hal tersebut antara lain Pertama, menata niat di hati dengan baik. Niat adalah salah satu hal yang paling penting dalam Islam, ia merupakan landasan dari semua amal perbuatan manusia. Tanpa niat, suatu perbuatan tidak akan bernilai ibadah dihadapan Allah Swt. Bukankah telah dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, yang artinya “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya…” yang kedua adalah selalu berusaha meluangkan waktu khusus untuk melakukan aktivitas menulis. Ketiga adalah melakukan setiap aktivitas dengan komitmen dan istikomah.
Tiga hal ini saya coba untuk menerapkannya dalam aktivitas sehari-hari. Ada satu dorongan dalam diri untuk bisa menulis dalam kondisi apa pun. Dorongan tersebut diikuti dengan munculnya perasaan malu jika tidak menulis. Memang harus berjuang bagaimana bisa mengelola waktu dengan baik dengan memperhatikan kondisi tubuh. Satu hal yang terus terpatri dalam hati dan senantiasa mengingatkan dalam seluruh aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Teringat dengan nasihat Rasulullah terkait dengan memanfaatkan 5 perkara sebelum datangnya 5 perkara, yaitu”Manfaatkanlah Lima perkara sebelum Lima perkara, waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan hidupmu sebelum datang matimu.
Dengan nasihat di atas, semoga dapat mengingatkan penulis untuk tetap menulis walau dalam keadaan sibuk dan banyak melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya sebagai insan yang lemah akan terus memohon kepada Allah Swt agar tetap diberi kenikmatan sehat wal afiyah, yakni kondisi jasmani/rohani yang sehat dan dengan kesehatan bisa melakukan aktivitas yang dapat memberikan kemanfaatan kepada banyak orang.
