Pagi ini saya ingin sampaikan betapa mulia dan agungnya peran guru. Peran seorang guru akan sangat mulia dan agung, jika profesi ini benar-benar dijalankan dengan jiwa. Membina, membimbing, dan mendidik itulah sejatinya tugas mulia dari seorang guru. Bukan hanya berupaya memahamkan siswa dari sisi intelektualnya, namun bagaimana seorang guru juga mampu menggali potensi yang dimiliki siswa dan mengembangkannya sehingga menjadi keterampilan atau sebuah kecakapan hidup.
Guru dalam pengabdiannya terbatas oleh waktu atau usia. Jika sampai waktunya, dia pun tidak mampu terus membimbing siswa hingga menjadi sosok yang sukses dan memiliki kemanfataan bagi seluruh masyarakat. Menyadari akan hal itu, maka dengan keterbatasan yang ada guru berusaha untuk mengawal siswa dengan cara memberikan kesempatan baginya agar mampu untuk menyampaikan sesuatu di depan teman-temannya. Istilah kader akhirnya muncul sebagai cikal bakal yang akan melanjutkan estafet perjuangan di bidang pendidikan atau di bidang lainnya.
Kader Adiwiyata merupakan istilah yang diberikan kepada siswa yang memiliki potensi yang dimilikinya agar mampu memberikan informasi dan melakukan aksi secara nyata perihal kepeduliannya terhadap lingkungan hidup. Berawal dari sebuah pemikiran bahwa bumi ini semakin lama akan semakin rusak. Kerusakan yang terjadi di muka bumi ini paa dasarnya dilakukan oleh tangan-tangan manusia yang memiliki keserakahan. Karena keserakahan manusia, maka terjadilah kerusakan-kerusakan di bumi. Hal ini telah nyata dijelaskan dalam QS. Ar – Rum ayat 41, yang artinya: “Telah nampak keruskan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Hadirnya Kader Adiwiyata membawa misi untuk menyampaikan informasi dan mengingatkan seluruh siswa agar melakukan sesuatu dari hal kecil untuk kelestarian bumi ini. Salah satunya dilakukan oleh Divara dan Melani. Di depan ratusan siswa MTsN 4 Sidoarjo Divara dan Melani menyampaikan seputar konservasi energi dan bagaimana peran siswa agar penggunaan energi dapat kita gunakan dengan cara yang bijak.

Dapat disimpulkan bahwa para siswa dapat melakukan penggunakan energi dengan cara yang bijak dalamkegiatan sehari-hari di sekolah, antara lain: Matikan lampu di kelas saat tidak dipergunakan, buka jendela agar terjadi sirkulasi udara dan mendapatkan cahaya langsung dari luar, matikan kipas angin saat sudah tidak dipergunakan, matikan AC jika sudah tidak dipergunakan, jangan lupa matikan computer, matikan proyektor sebelum meninggalkan ruang kelas. Cek dan lakukan hal ini setiap hari, jika hal ini dilakukan secara serentak danmasing-masing siswa memiliki kesadaran untuk melakukan hal tersebut, maka sesuangguhnya kita telah melakukan hal kecil yang sangat sederhana, namun dampaknya akan kita rasakan sangat luar biasa.
Begitulah cara Divara dan Melani menyampaikan misinya kepada teman-teman di sekolahnya. Satu hal yang ingin diberikan oleh guru kepada dua siswa tersebut, yaitu kesempatan untuk bicara dan menyampaikan ide pikirannya kepada seluruh teman-teman di sekolah. Mungkin selama ini guru beranggapan bahwa, siswa sekarang beda dengan siswa dulu. Siswa sekarang minim kecakapan dan lain sebagainya. Mulai sekarang, mari kita coba merubah paradigma seperti itu dan berilah kesempatan kepada siswa untuk melakukan sesuatu sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
