Keterampilan menulis berawal dari ajakan seorang sahabat bernama Chusniyatul Chotimah. Dia memiliki jabatan sebagai Pranata Humas di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo. Masih teringat dipikiranku, saat itu 2016 di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo yang berkedudukan di Jalan Raya Monginsidi No. 3 Sidoarjo ada kegiatan Pertemuan Dharma Wanita dan aku hadir untuk memenuhi undangan tersebut.
Tepat di depan pintu, dia menyapaku dan bertanya: “Dik, apakah sudah mencoba mengirim berita kegiatan sekolah/madrasah ke Website Kemenag Provinsi Jatim? “Belum mbak,” jawabku sambil tersenyum. Tidak lama kemudian dia memberikan catatan kecil bertuliskan alamat website Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur yang berada di Jalan Raya Bandara Juanda No. 26 Sidoarjo.
Awal Menulis Reportase
Mengawali menulis tentang kegiatan sekolah menjadi pengalaman menarik dan sangat berharga bagiku. Semua kulalui dengan perjalanan yang cukup panjang. Berita pertamaku ditolak dan dinyatakan tidak layak tayang. Pernyataan itu kulihat saat masuk di beranda website, ada keterangan yang sempat kutangkap dan akhirnya mampu memberikan pemahaman untuk tulisan-tulisan berikutnya.
Aku belajar dari sebuah kesalahan dan unsur ketidaktahuanku dalam bidang menulis. Namun dari berita pertamaku yang tidak layak tayang bukannya membuat diriku menjadi frustasi dan berhenti menulis. Justru dengan kesalahan-kesalahan yang kulakukan akhirnya aku mau memperbaikinya perlahan-lahan.
Cara Belajar Menulis
Dari kegagalan yang kualami, akhirnya aku bertekad untuk mengikuti pelatihan-pelatihan. Banyak kesempatan dan peluang yang dapat kuambil untuk mengikuti pelatihan karena saat itu aku menduduki posisi sebagai wakil kepala di bidang humas.
Semua itu berproses, memang betul adanya. Sejak saat itu beberapa tuisanku selalu mengisi portal website Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Setiap hari tak lebih dari lima sampai enam tulisan berselancar di website kemenag. Semangatku terus berkobar, karena tulisanku selalu mendapatkan komentar positif dari teman-teman humas se Jawa Timur yang berada di group WhatsApp. Nilai positif tentang karya tulisanku terus mengalir.
Menerbitkan Buku Solo Pertama
Karena setiap hari aku menulis, maka secara otomatis tulisanku masih tersimpan sepanjang masa. Suatu ketika tepat tahun 2018 teman humas asal kota Kediri mengajakku untuk mengikuti pelatihan menulis yang diselenggarakan di kota Kediri. Tawarannya kusambut dan berangkatlah aku ke kota Kediri.
Tanpa berpikir panjang, ternyata dari pelatihan menulis tersebut ada pendampingan selama satu bulan. Dan dalam waktu satu bulan peserta pelatihan harus berhasil menerbitkan buku solo (tunggal). Masih ingat betul kalimat motivasi yang disampaikan oleh CEO, bahwa pelatihan dikatakan sukses besar jika peserta pelatihan dapat menerbitkan buku setelah pelatihan.
Alhamdulillah, dalam waktu satu bulan aku termasuk dari sekian ratus peserta pelatihan yang berhasil menerbitkan buku. Buku solo yang berhasil terbit tahun 2018 adalah berjudul “Reportase”.
Masuk Majalah, Koran Cetak dan Media Online
Perjalanan terus berlanjut, walaupun orang-orang di lingkungan kerja sangat tidak respek terhadap apa yang telah kulakukan. Setiap tahun aku selalu punya target, target yang harus kuraih tak muluk-muluk, contoh seperti tahun 2023 aku harus berhasil menerbitkan 2 buku solo, 20 buku antologi, artikel dimuat di koran, artikel dimuat di majalah, membuat jurnal dan menulis 250 reportase diupload di website Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur.
Peran Ekosistem/Komunitas Menulis
Tidak bisa diungkap dengan kata-kata, secara sadar aku mengakui bahwa masuk dalam ekosistem menulis menjadi suatu keharusan bagi setiap guru penulis. Predikat guru penulis itu pun kudapatkan dari Founder komunitas menulis yang sangat keren menewen, yaitu RVL.
Guru penulis, predikat itu kudapatkan di buku solo yang ke delapan berjudul “Mozaik Madrasahku.” Di pengantar buku yang ditulis oleh M. Khoiri tak lain adalah Founder RVL, beliau menyampaikan bahwa M. Khoiri tidak menilai kualitas isi buku namun yang membanggakan beliau adalah seorang guru mampu menulis. Bayangkan, di tengah kesibukannya sebagai guru yang masih aktif, namun guru mampu menyusun dan menerbitkannya dalam bentuk sebuah buku.
Tiada kata yang patut kusampaikan kepada seluruh anggota ekosistem yang mau membagikan ilmunya kepada guru penulis tersebut. Benar adanya, kita tidak akan mampu menilai kualitas tulisan kita sendiri, dan yang dapat memberikan penilaian tersebut hanyalah saudara-saudara kita yang berada dalam ekosistem yang sama, yaitu Ruamah Virus Literasi (RVL).
Penghargaan Mengalir
Disadari atau tidak, bahwa perjuangan yang kulakukan telah mampu mengangkat citra lembaga. Tiga tahun berturut-turut mendapatkan penghargaan dari Kepla Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo sebagai juara 1 kategori Kontributor pengiriman berita reportase terbanyak spanjang tahun di website Kemenag. Provinsi Jawa Timur.
Dimungkiri atau tidak, guru penulis ini juga telah mampu mengawal dan mengantarkan siswa-siswinya untuk meraih prestasi di bidang Jurnalistik. Dan satu hal lagi, kabar ini kuterima dari Kepala TU di lembagaku. Beliau menyampaikan, bahwa sejatinya beliau kaget mengapa beliau dikirim mewakili Kabupaten Sidoarjo untuk mengikuti momen bergengsi di tingkat Nasional. Di tempat kegiatan, akhirnya beliau mendapatkan jawabannya, yaitu karena lembaga kami sangat keren. Tulisan berita-berita yang dikirim ke website membuat lembaga yang lain jadi penasaran dengan keberadaan lembaga kami yang berkedudukan di Jalan Raya Tlasih Tulangan Sidoarjo Jawa Timur.

Tetap selalu menjadi guru inspiratif & Terus menulis tanpa henti ☺️