Lembaga pendidikan formal tingkat dasar maupun tingkat lanjutan atas pasti memiliki agenda atau program. Program-program tersebut tentunya sudah disampaikan kepada seluruh warga sekolah/madrasah. Tak terkecuali kepada orang tua siswa. Sosialisasi program biasanya dilaksanakan pada awal memasuki tahun pelajaran baru.

Sosialisasi dilaksanakan dengan maksud dan tujuan agar seluruh warga mengetahui dan setelah itu diharapkan perannya untuk menyukseskan terlaksananya program tersebut. Seluruh elemen yang terdiri atas beberapa unsur sangat diharapkan peran sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya. Seperti guru, siswa, orang tua, penjamah makanan kantin, security, tukang parkir, penjual makanan di lembaga, dan masyarakat serta lembaga-lembaga terkait lainnya.

 

Upacara Bendera

Terkait upaya peningkatan kedisiplinan siswa, maka lembaga kami mempunyai agenda melaksanakan upacara bendera. Dalam satu bulan ada dua kali, yakni setiap tanggal 1 dan tanggal 17.

Agenda tersebut memiliki maksud dan tujuan yang jelas, yakni bersama-sama untuk meningkatkan karakter disiplin siswa dan menumbuhkan rasa tanggung jawab seluruh warga sekolah/madrasah.

Di momen upacara bendera tak henti-hentinta pembina upacara yang bertugas selalu mengajak seluruh warga agar tak bosan untuk menebarkan kebaikan. Kebaikan yang dimulai dari diri sendiri denganmemantaskan diri sebagai teladan yang baik bagi yang lainnya.

Pembina upacara sudah terjadwal dalam satu tahun. Selain Kepala Sekolah/Madrasah, wali kelas, Kapolsek, Danramil, Kepala Puskesmas juga diberi kesempatan untuk menyampaikan pesan moral sesuai dengan kapasitas masing-masing. Hal ini dilakukan dengan maksud dan tujuan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan maka semua unsur harus dilibatkan. Sebagai bentuk turut berperan dalam mengawal generasi hebat yang bermartabat, yang senantiasa berusaha melakukan hal-hal yang baik yang diperintahkan oleh Allah dan berusaha meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh-Nya.

 

Peningkatan Kedisiplinan

Seluruh program yang dilaksanakan di sekolah pada dasarnya saling menunjang, memberikan kontribusi, dan secara tersurat maupun tersirat pasti ada keterkaitan antara satu program dengan pelaksanaan program yang lainnya.

Upaya meningkatkan kedisiplinan menjadi tanggung jawab seluruh warga sekolah. Upaya ini rasanya tidak akan mencapai hasil yang maksimal, jika masing-masing pribadi tidak berusaha untuk mendisiplinkan diri sendiri. Karena sesungguhnya kedisiplinan itu bersumber dari diri sendiri. Karena sesungguhnya kedisiplinan itu bersumber dari diri sendiri. Jika masing-masing pribadi mampu mendisiplinkan diri sendiri, maka peningkatan kedisiplinan secara universal dapat berpengaruh terhadap seluruh aktivitas yang dilakukan sehari-hari.

Peningkatan kedisiplinan dapat dilakukan melalui upacara bendera, pembinaan mental, pembiasaan sholat berjama’ah, pembiasaan atau budayakan 3S atau 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun) serta budaya-budaya yang lain seperti menjaga kebersihan lingkungan, budaya pandai mengkonsumsi makanan jajanan yang sehat dan bernilai gizi.

 

Memaknai Sistem

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Sistem adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.

Menurut Sutabri (2012:3) bahwa “Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari suatu unsur, komponen, atau variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu.

Sebaik apa pun program yang dimiliki oleh sebuah lembaga, jika tidak terorganisasi dan kurang maksimalnya sebuah interaksi maka tidak akan dapat mencapai hasil sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Kenyataan ini benar-benar sering kita rasakan di lapangan. Teori atau konsep yang bagus, namun ketika pelaksanaan praktiknya tidak melibatkan semua unsur, dan terorganisasi dengan baik tentu hasil yang dicapai tidak akan maksimal.

Konsep upacara bendera sangat bagus, memiliki tujuan yang bagus pula, namun kenyataannya masih banyak pelanggaran tata tertib di sekolah, seperti siswa datang terlambat, sering keluar kelas saat jam kosong, sering mbolos tak jelas apa yang menjadi permasalahannya, melompat pagar sekolah dan pulang sebelum proses pembelajaran usai.

Belajar dari kejadian-kejadian seperti di atas, sesungguhnya dibutuhkan sikap yang tegas, sabar, dan pantang menyerahuntuk terus berjuang secara nyata. Selain sikap-sikap tersebut, sejatinya lantunan doa kedua orang tua, dan doa bapak ibu guru menjadi senjata yang paling mustajabah dalam menghadapi beragam kesulitan. Bukankah telah dijelaskan dalam firman Allah Swt QS. Al Isyirah ayat 5 yang memiliki arti “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.

 

 

 

 

Leave a Reply