Rini mencoba pejamkan mata, tidur dan tinggalkan semua hingar bingar di luar sana. Semakin larut, semakin tak mampu terlelap menggapai mimpi. Rini masih memikirkan seseorang yang begitu tampan dan perkasa. Sosok yang begitu perhatian banget bahkan Rini selalu merasa damai bila berada di sampingnya.
“Kenapa sih dia kok perhatian banget sama Rini, aku merasa bahwa perhatiannya hanya untukku. Tapi kenapa Si Nunik juga jatuh hati sama dia ya, kenapa?” Curhat Rini kepada Nunuk teman satu kampus namun beda Fakultas dengannya.
“Udahlah, jangan baper kamu. Bukankah dia tipe cowok yang selalu memberikan perhatian kepada cewek-cewek di kampusnya. Mending kamu cari cowok yang lain aja deh. Daripada sakit hati lo nanti” jawab Nunuk (Temannya)
“Nuk, kamu tau sendiri kan betapa dia sangat perhatian sama aku” sahut Rini
“Bahkan kamu tau sendiri kan? bagaimana Mami dan saudara-saudaranya memperlakukan aku sebaik itu. Aku yakin Nuk, dia pasti punya cinta untukku” serang Rini tak mau kalah.
“Iya sih, tapi kamu tau sendiri kan? Bagaimana dia tak mampu berbuat kesalahan di depan teman cewek-ceweknya. Aku takut Rin, kamu hanya mendapat cinta yang tak bersambut. Ngerti nggak kamu Rin” tukas Nunuk dengan gaya cueknya.
Suatu kesempatan, Rini tanpa sengaja menghilang dari dia (pujaan hatinya). Seketika teman cowoknya bingung dan mencari Rini ke sana ke mari. Bahkan parahnya, sampai-sampai dia pinjam motor temannya dan mencarinya di terminal. Dia pikir, Rini pulang tanpa pamit karena kesibukannya ngurusi mahasiswa-mahasiswi baru.
Dari kejadian itu, Rini semakin yakin bahwa dia cinta banget sama Rini. Malam itu dia minta maaf dan Rini sempat diantar pulang dengan motor bututnya. Malam itu serasa indah banget, romantisnya malam itu sangat sulit untuk dilupakan.
Selang beberapa waktu, Rini mendengar kabar bahwa dia sudah melamar gadis teman satu fakultas dan adik kelas mereka. Duh seakan petir menyambar dan pisau tajam telah menyayat-nyayat hati Rini. Benar kata Si Nunuk, bahwa cinta yang kumiliki hanya bertepuk sebelah tangan.
