Cerita ini merupakan kisah nyata dari seorang sahabat. Sahabat yang kukenal tiga puluh delapan tahun silam. Seorang aktivis di masa SMA, sebut saja si Mira. Rupanya sejak duduk di kelas XII telah jatuh hati dengan seorang jejaka. Hubungan sebagai teman dekat si Mira dan si Jaka berlanjut hingga di perguruan tinggi.
Si Jaka memiliki perawakan tinggi semampai, postur tubuh atletis dambaan bidadari-bidadari di kampus ternama. Berada di kampus yang sama, banyak sekali cuitan kisah cinta mereka berdua. Hingga suatu ketika, si Mira yang sudah terlatih mental, mendadak tak kuasa menahan amarah dalam jiwa. Menangis sudah menjadi ciri seorang wanita, kekuatan dan ketegaran hatinya harus teruji, manakalah ada seorang mahasiswi yang mulai centil mendekati si Jaka.
“Mas Jaka, mbak! Mas Jaka, mbak”, begitulah kudengar suara si Mira melalui sambungan seluler. Kucoba tenangkan hatinya, dan bertanya “Ada apa dan apa yang terjadi, mbak”, tanyaku kepada si Mira.
“Mas Jaka mulai beralih pindah ke lain hati mbak!,” begitu jawab si Mira dengan berapi-api. Kupelankan suaraku, agar dapat meredam getaran emosi yang sedang meluap seakan siap membakar semua isi kamar kosnya. “Istighfar mbak, istighfar…ayo baca istighfar. Tarik nafas panjang dan keluarkan pelan-pelan melalui hidung”, pintaku mencoba menenangkan si Mira.
Mendengar nada bicaranya, bisa kupastikan bahwa hati si Mira agak sedikit tenang. Kucoba menanyakan kembali dengan pelan-pelan, dan si Mira menceritakan semua hal ikhwal hubungannya dengan si Jaka sampai tiba si Centil yang ingin merebut perhatian si Jaka.
“Mbak, sesungguhnya kita ini bukan siapa-siapa. Dan sesungguhnya kita ini tak bisa apa-apa. Oleh karena itu, kembalikan semua urusan ini kepada Allah swt. Bukankah masalah jodoh sudah menjadi hak prerogatifnya, usahakan apa yang bisa mbak usahakan dan selebihnya mintalah bantuan-Nya,” begitulah nasihat yang dapat kuberikan kepada si Mira sekaligus berupaya untuk menenangkan si Mira.
“Yakinlah hubungan mbak Mira dengan Mas Jaka akan baik-baik saja. Semoga Allah mudahkan jalannya untuk menuju pada hubungan yang halal sebagai suami dan istri”, pungkasku.
