Judul Buku : “PEMIKIRAN MODERASI BERAGAMA

Pengarang Buku : Peserta PDWK Moderasi Beragama Kabupaten Sidoarjo

Penerbit : Nizamia Learning Center (NLC)

Kota : Sidoarjo

Tahun : 2021 Maret

Ketebalan : 160 halaman

ISBN : 978-623-265-386-3

Peresensi : Nur Sjamsuarini Pudji Astutik, S.Ag.

 

Buku ini merupakan kumpulan hasil karya peserta Pendidikan dan Pelatihan di Wilayah Kerja (PDWK) Kabupaten Sidoarjo yang terdiri atas Kepala Madrasah Negeri, Kepala Tata Usaha Madrasah Negeri, Wakil Kepala Madrasah Negeri (MIN, MTsN dan MAN) di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo.

Membaca unsur penulis yang terlibat, maka tak perlu diragukan lagi bahwa sejatinya penulis buku ini adalah orang-orang yang tepat dan sangat menguasai di bidangnya bahkan mengalami sendiri dan terlibat secara langsung dalam kegiatan di masyarakat.

 

Dari buku yang bersampul warna abu-abu yang terkesan sangat kalem dan sederhana ini, saya menangkap beberapa pemikiran terhadap pandangan dan sikap moderasi beragama berdasarkan pengalaman, fenomena, serta berbagai isu yang terjadi di kalangan masyarakat luas.

Mengapa judulnya “Pemikiran Moderasi Beragama”? Pertama, telah menjadi tugas seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) khususnya di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo untuk melaksanakan kegiatan yang mengandung muatan moderasi beragama.

Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 183 dan 184 tahun 2019 tentang struktur kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah. Moderasi beragama juga menjadi muatan yang harus disampaikan dalam pembelajaran. Kedua, sebagai kekuatan untuk bersama-sama menjaga kearifan lokal/budaya yang berkembang di masyarakat luas dengan tetap berpegang teguh pada kaidah-kaidah agama, ketiga, menjadi landasan kedepan pemilkiran kita lebih dewasa dan lebih bijaksana.

Sekarang, coba kita cermati buku ini. Buku ini termasuk buku monograf dengan genre nonfiksi, berisi tiga puluh tulisan tentang pengalaman, fenomena, dan isu terkait moderasi beragama. Dari tiga puluh judul artikel yang terhimpun di dalam buku ini, semuanya mengindikasikan isi yang praktis dan mungkin ada beberapa judul yang merupakan kajian teoretik, misalnya “Tradisi Liwetan Saat Gerhana Bulan”, “Ternyata aku dan dia ketemu dua lima,” “Gajah Bertarung dengan Badak yang Menang Kucing,” hingga artikel terakhir “Peran Moderasi Bearagama dalam Proses Jual Beli,” semua artikel telah dikemas berdasarkan pengalaman diri, fenomena, maupun isu yang terjadi di masayarakat.

Pandangan saya semacam itu tentu sejalan dengan apa yang ditulis oleh Achmad Mujahidin melalui tulisannya yang berjudul “Tradisi Liwetan bagi Bumil Saat Terjadi Gerhana Bulan.” Tradisi Jawa ini sudah mendarah daging di masyarakat. Hal ini diyakini dan dilakukan oleh mereka, konon kata para sesepuh dengan melakukan liwetan saat terjadi gerhana bulan berharap agar janin yang dikandung oleh Bumil tersebut terjaga dan tetap mendapatkan perlindungan agar tidak dimakan oleh gerhana bulan.

Nah hadirnya penulis di tengah-tengah masyarakat yang melakukan ritual semacam ini perlu memberikan sedikit pencerahan, bahwa sejatinya yang mereka lakukan pada hakikatnya adalah bersedekah dengan tujuan agar diselamatkan oleh Yang Maha Kuasa (Tuhan) dari musibah yang akan menimpahnya, khususnya kepada janin yang dikandungnya.

Boleh dikata dari sisi budaya, mungkin tradisi yang mereka lakukan adalah semacam sesaji, namun di sisi agama tradisi semacam ini dipandang sebagai sedekah. Nah di sinilah kehadiran penulis sesungguhnya berupaya agar budaya yang ada di lingkungan masyarakat dan itu menunjukkan kearifan lokal bisa tetap terjaga namun harus sejalan juga dengan kaidah-kaidah ajaran agama Islam. Bukankah Islam itu indah dan ajarannya senantiasa bernafaskan rahmatan lil alamin.

Sesungguhnya sangat menarik karena beragam fenomena di masyarakat dan pengalaman pribadi yang dihadapi oleh penulis. Hal ini benar-benar menuntut agar kita dapat turut menjaga kearifan lokal yang ada. Namun tetap harus disesuaikan dan tidak menyimpang dari kaidah-kaidah ajaran agama yang dianut oleh mereka.

Untuk beberapa karya tulisan yang lain, selanjutnya secara khusus Dr. Drs. H. M. Amir Sholehuddin, M.Pd.I., selaku Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo pada saat itu menyampaikan terima kasih dan memberikan dukungan sepenuhnya kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan hingga penerbitan buku yang berjudul “Pemikiran Moderasi Beragama.” Kehadiran buku ini sekaligus menjadi bukti nyata, bahwa gerakan literasi di Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyak penulis-penulis berbakat dengan bukti karyanya  mampu memberikan khazanah keilmuan di bidang jurnalistik.

Melalui ASN di lingkungan Kantor Kementerian Agama serta seluruh masyarakat Sidoarjo, diharapkan mampu menyampaikan pesan penting ini kepada seluruh masyarakat, sehingga semua masyarakat memahami secara kontekstual dan bukan secara tekstual terkait moderasi beragama. Moderasi beragama di Indonesia bukan berarti Indonesianya yang dimoderatkan, akan tetapi cara pemahaman dalam beragama yang harus moderat karena Indonesia memiliki banyak kultur, budaya dan adat istiadat.

 

Dengan membaca buku Pemikiran Moderasi Beragama ini, diharapkan pembaca dapat memetik hikmah dan selanjutnya terinspirasi untuk memahami betapa pentingnya kita memahami makna moderasi beragama yang bukan sekedar memahaminya secara tekstual akan tetapi lebih dari itu, yakni memahaminya secara kontekstual dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Secara terbuka penulis dalam buku ini telah mengungkapkan fakta dalam kehidupan nyata terkait keberagaman beragama. Mengungkapkan fenomena kehidupan beragama di lingkungan masyarakat sekitarnya, yang tanpa canggung-canggung lagi, bahkan penulis hadir untuk memberikan pencerahan di tengah masyarakat yang sedang menghadapi gesekan-gesekan akibat minimnya pemahaman terkait praktik moderasi beragama di masyarakat.

Sesungguhnya hal besar telah dilakukan oleh penulis dalam rangka melakukan pendekatan kepada masyarakat. Peran serta dari penulis-penulis yang turut melahirkan buku “Pemikiran Moderasi Beragama,” ini tidaklah dapat kita pandang sebelah mata bahkan sengaja untuk meremehkan upaya yang telah dilakukan. Bahkan kehadiran buku ini seyogyanya layak mendapatkan apresiasi dari seluruh pihak.

Sebagai penutup, untuk seluruh pejabat, pemimpin, tokoh masyarakat, tokoh-tokoh agama, ulama, pendidik dan tenaga kepedidikan yang ingin menambah referensi buku bacaan, memperkaya wawasan terkait pemikiran maupun praktik baik moderasi beragama maka buku ini layak untuk dimiliki. Setidaknya, pembaca akan menemukan hikmah-hikmah pengalaman terlibat secara langsung dalam kegiatan moderasi beragama di masyarakat.

9 comments

  • Mukminin 13th Desember 2022 , 06:13

    Bagus lanjut

    Balas
  • Abdisita 13th Desember 2022 , 05:46

    Masya Allah. Moderasi beragama perlu disosialisasikan ke masyarakat luas. Agar kita bisa hidup damai dan tetap memegang teguh ajaran agama Islam.

    Balas
  • Aamiin+...terimakasih+Master+Cho 13th Desember 2022 , 05:25

    Buku yang mencerahkan diresensi dengan apik.

    Balas
  • Much Khoiri 13th Desember 2022 , 05:12

    Moderasi beragama harus dikampanyekan ke seluruh bagian masyarakat. Semoga saling menghormati dan toleransi tetap terjaga.

    Balas
  • Aamiin+...terimakasih+Master+Cho 13th Desember 2022 , 05:09

    Pentingnya moderasi beragama. Mantap

    Balas
  • Aamiin+...terimakasih+Master+Cho 13th Desember 2022 , 05:05

    Tinjauan ini menggarisbawahi pentingnya moderasi beragama yang harus dibudayakan di dalam masyarakat kita.

    Balas
  • Aamiin+...terimakasih+Master+Cho 13th Desember 2022 , 05:05

    Sangat menarik dan penting disimak. Tinjauan ini menggarisbawahi pentingnya moderasi beragama yang harus dibudayakan di dalam masyarakat kita.

    Balas
  • Aamiin+...terimakasih+Master+Cho 13th Desember 2022 , 05:03

    Tinjauan buku tentang moderasi beragama ini sangat menarik dan bergizi. Sebuah Pesan yang penting terkandung dlm gerakan moderasi beragama.

    Balas
  • Aamiin+...terimakasih+Master+Cho 13th Desember 2022 , 04:39

    Mantab Resensinya

    Balas

Leave a Reply